Rabu, 08 Januari 2014

suatu hari nanti akan ada.

buka lagi lembaran. yang belum kau kenali.

suatu hari nanti akan datang yang tak dinanti nanti bahkan dirindukan sebelumnya.
akan hadir yang tak pernah dikenali sebelumnya.
akan banyak tinta yang tumpah dengan sengaja agar sampai pesan itu pada sosok yang akan dirindu nanti
akan tumbuh rasa khawatir yang lebih pada noda yang mungkin hanya setitik - menghias di genangan air yang jernih
akan ada duka yang datang lagi setelah luka menyelimut ruang kecil di diri ini
namun Tuhan memang pandai mengembalikan senyum yang akan merekah kembali saat keceriaan penuh syukur menyambut.

sebelum kulepaskan karakter karakter yang terangkai jadi macam coretan kecil perjalananku, ingin kukirimkan Syukurku pada Tuhanku Yang Maha Sempurna itu :) . Allah Azza wa jalla. Atas enam belas tahun yang penuh warna dan batu sandungan sebelum akhirnya aku sampai pada lembaran terakhirku - tutup buku.

sudah lama sekali rasanya nafasku membaur negeri yang dulu bergelar "agraris" ini. enam belas tahun kakiku, Alhamdulillah masih setia menjadi organ pertama yang membuat langkahku menebar pijak kemanapun badanku beranjak. enam belas tahun juga kujumpai rupa yang macam rasa, warna dan bentuknya. semuanya sudah tidak sekecil dulu lagi. bahkan di sekolahpun  sudah ada yang berani menyapaku dengan istilah "kak". haha.. dulu, yang aku kenali hanyalah dunia fantasi. bertahan menghirup realita hingga berhasil sampai di tahun ke enam belasku adalah sebuah proyeksi yang sudah lamaa sekali Tuhanku Yang Maha Kasih itu catatkan sebagai skenario film-ku nanti.

Kali ini aku berhasil lagi sampai ke Bulan Januari untuk yang kesekian kalinya dalam hidupku. lagi lagi mulutku menginkan lidahku melambaikan kata syukurku karna-NYA.

sekarang tatap muka itu hadir kembali. bulan pertama di awal tahun yang akan menyambut laangkahku kembali menuju "Paradise Falls-ku". buka lagi lembaran yang nampak bertuliskan banyak karakter, warna, dan bentuknya, namun belum jeli mataku membaca dan memaknai maksud skenario Tuhan yang dituliskan diatas lembaran lembaran baru. seperti dongeng. ntahlah akan sampai kemana dulu langkahku ini, ntah ke Rumah kedelai, Fungooland, Neptune's kingdom atau mungkin aku akan membangun jembatan Dopi-Lopi terlebih dahulu agar sampai ke seberang danau lebih cepat dari Mr.Joe. hahaa.. bukan han, ini bukan dunia imajimu lagi. tapi bukan berarti tanganku berhenti melukiskan elliot, odelia dan giordinus pada dongeng dongeng aneh ku itu kan?

inilah realita. buku ini ialah catatan kecil yang akan terus melekat pada jejak kakimu meskipun tak pernah nampak nyata oleh mata telanjang. bukankah Tasbih serta Firman firman NYA yang syahdu nan indah dalam tiap lembaran itu akan menuntunmu? jangan takut.. selama kedua telunjukmu masih sedia terangkat ke atas, Insya Allah neptunus juga akan menuntunmu. jangan payah dan berserah ingin menjadi perahu kertas yang pernah terpajang lama di atas buku, kemudian saat kau rasa tiba waktunya untuk melayarkan mereka ke air walau tak pernah kau tahu akan sampai kemana nantinya, hanyut bersama dedaunan yang gugur atau tenggelam sebelum mengencangkan sayap layarnya, atau mungkin benar benar tahu alamat yang harus ditujunya. ntahlah..

satu tahun ini ada yang berbeda. ternyata dibalik layar kacaku ada yang diam diam ingin mengetuk namun tersipu karna takut ruang itu tak pernah menginginkannya masuk. lama-susah sekali rasanya membukakan pintu itu terbuka- dibiarkan terbuka. dulu pernah ada yang sengaja diundang masuk dan singgah sementara- hingga akhirnya pergipun tak tahu kapan pamitnya. dan kini ada yang datang, setelah sulit kulunakkan kekerasan yang melekat dihatiku saat menahan dan mengunci pintu ruang itu rapat rapat, kini sang pendatang pergi dan menyisakan tempat yang kini benar benar sepi, yang kini rindu akan suara dan cerita cerita tentang mimpi yang masih bersinar diatas sana. ntah kenapa hatiku riuh berbantahan dengan pemikiran sederhanaku. memoriku mengatakan tamu itu sudah habis masa pakainya sehingga tidak akan bisa dibuka kembali file yang terisolir olehnya, namun disisi lain hatiku berkeras tak mau menutup ruang yang datar dan kosong itu. aku tidak tahu dan mungkin tidak akan pernah tahu apa yang Tuhan tuliskan diatas sana. dia datang, singgah cukup lama, kemudian kabur dan manghilang. tapi tidak apa apa, mungkin ia hanya datang untuk berkunjung dan sengaja bersembunyi agar hatiku akhirnya memutuskan untuk menutup pintu itu kembali, kemudian menguncinya rapat-rapat lalu menyekat dindingku dengan dinding kedap suara, agar tak kudengar lagi suara semilir angin yang menggetarkan ruangku saat ada yang hendak datang mengetuk kembali. biar saja ia berteman senyap sebentar, namun akhirnya akan ada yang masuk tanpa mengetuk, karna rasa itu tumbuh dan berkembang jadi yang paling memesona bagi kehidupan realistismu saat si pendatang hadir memenuhi panggilan takdirnya.

suatu hari nanti, ntah di buku dan halaman keberapa, akan ada yang datang dan masuk tanpa kunci dan bertukar sahut pada mata yang saling menunduk, karna cinta hadir bukan karna syahwat menyelimuti hati, tapi karna hati itu tahu bahwa ia diciptakan untuk "dipilih" bukan "memilih" dan ia kembali ke ruang yang dulu senyap dan rindu akan corak warna pada dindingnya untuk menetap dan tinggal selamanya disana, tanpa pamit apalagi pergi. selamanya-

Rabu, 27 November 2013

Diam diam

Menuju Ruang yang tak terbatas dan melampauinyaaa...
Hari ke dua puluh tujuh, bulan sebelas menuju Abad -21


Hari ini aku jatuh cinta.. lagi..
dibalik pandanganmu yang akan selalu sarat olehku

hari ini, hari dimana rindu itu akan menyergapku kembali
Lewat semua tulisan ini, tanganku terampil melukiskanmu
yang tiap harinya selalu kunantikan keberadaanmu yang baik baik saja, meskipun ntah dimana..
dan saat bukan aku yang sedia disampingmu 

Saat saat itulah, aku berani menepis semua haluan yang menghalangiku untuk tetap merasakannya
sedikit saja
 aku hanya bermimpi janjiku itu terbalaskan penepatanmu

saat perasaan itu masih terjaga
masih tersimpan disini, dihatiku 
dimana belum saatnya terbaca dan sampai kesana, ke dermaganya

entah apa kiasan yang mampu melukiskan semua ini
dengan beraninya aku menyimpan dan diam diam aku menyukai getaran itu

seperti daun yang jatuh ke bumi 
ia akan selalu merindukan dahan yang dulu setia menemaninya di kala hujan..
badai angin.. panas.. bahkan saat matahari tak pernah padam mengintainya

sperti pelangi yang tercipta dengan anggunnya setelah hujan menelan bumi dan seisinya
seperti dua kupu kupu yang tak pernah mau beranjak pergi dari cantiknya rumpun melati

Aku mungkin bukanlah perindumu yang handal
yang mampu membuat kerinduan itu berbalas nyata
bukan pula pengagum fanatikmu 

aku hanya perindu yang tak tau dimana ujung kerinduan ini akan berakhir
aku hanya kertas yang tak tau butuh berapa banyak tinta untuk mengukir namamu
aku hanya sebuah sandal yang tak berarti apa apa tanpa pasangannya
aku hanyalah seorang yang takut menumpahkan warna pada dinding dalam ruang ruang rinduku
aku hanyalah putih diatas hitam yang tak sebnading dengan cantiknya jingga kala petang menjemput

maaf..
jika diam diam aku mengharapkanmu..
jika diam diam aku menyimpan rasa
jika diam diam aku membendung tangis karna ketidak-mengerti-nya aku akan semua ini
jika diam diam aku berbisik dan yang keluar dari mulutku saat itu ialah namamu..
jika diam diam aku tertawa karna tingkahmu yang selalu pandai membuatku tertawa -terbahak sesekali
jika diam diam aku teringat akan semua kejadian dimana kita bertemu lalu bertukar pandang dan tertawa lepas

bahagianyaa..
yaa aku benar benar beruntung !
aku dapat melakukannya secara diam diam..
tanpa terjangkau olehmu aku dengan bebasnya melantunkan bait bait doa untukmu 
mengejakan namamu saat aku sudah tidak kuat berdiri dan berhadapan dengan dunia ini sendirian

kau..
akan selalu jadi bagian dalam perjalananku
tokoh penting dalam ceritaku
inspirasi yang selalu menarik utnuk diceritakan
lagu yang selalu kupelajari untuk kumainkan
puisi yang selalu ingin kusampaikan


Terima kasih untuk semua hal "gila" yang pernah ada..
untuk semua perjalanan yang tak berarti apa apa jika kujalani tanpamu
cukuplah memandangmu dari kejauhan,
menerbangkan doa doaku ke atas langit yang jauh  disana, berharap Rabbku meng-ijabah semua doaku
merindukanmu dalam senyapnya alur malam dan lewat sujudku aku mampu meluapkan semunya
kemudian menumpahkan tangisku yang terkadang karna aku terlalu berhasrat menyambut hari hari tak biasaku datang...

yaa.. cukuplah aku menjagamu melalui Allah..
karna tidak akan muncul rasa takutku jika aku menitipkanmu pada NYA J

disini, di bawah terik mentari yang takkan indah hariku jika tak berpadu dengan langit yang ke abu abuan dan tak akan hidup jika bintang tidak terbit diatas sana ketika malam menjemput, aku diam diam merindumu untuk yang kesekian kalinya..








Nus