ternyata benar, selama
mataku masih dapat menjangkaunya, aku tidak dapat menahan semua ini..
meradang.. yaa aku hanya
serpihan kecil yang hadir dalam perjalanannya.
harusnya aku tahu!!!
TAHU DIRI han! aku bukanlah lotus yang ia nantikan saat cerahnya dunia berganti
senja yang sepi.. aku bisa merasakannya.. betapa hatiku ini ingin berlari..
menjauh..
dan saat jantungku mulai
bergetar hebatnya, aku ingin segera mengangkat kakiku, melangkah dan beranjak
pergi.. bersembunyi.
aku tidak mau jadi
yang nampak bodoh lagi nus..
kenapa??? sialku harus
berkesempatan bertemu dengannya.. kemudian mengenalnya.. sampai sampai
kepercayaanku mungkin sama kuatnya dengannya padamu..
aku ga tau nus, berapa
banyak lagi perahu kertas yang akan bertumpahkan air mata ini..
nus.. kapan?? mataku ini
berhenti berharap akan sosok yang benar benar peduli denganku.. bukan karna aku
adalah bagian dari duniamu.. tapi karna kesetiaanku pada diriku sendiri.
nus, aku ingin
sampaikan.. mungkin ini yang terakhir untuknya, setelah aku memutuskan untuk
mengikat janji pada diriku sendiri untuk tidak berharapkan lebih dalam bait
bait doaku nanti tentangnya
gio, tahukah kau..
menghentikan segala khayalan gila jika kau
ada, sedang aku hanya bisa meradang saat ada disisimu, kemudian tdk brsyukur
akan nasibku yang belum berubah
semua upayaku.. untuk jadi "tahu
diri" tak selamanya berjalan mulus.. aku mohon.. pergilah.. pergi saja..
ketika langkahku terdengar olehmu
menjauhlah, atau mungkin menghilang,
bersembunyi..
tolong.. lakukan sesuatu untukku.. agar aku
lupa.. dan tetap kuat saat kita bertemu lagi nanti
meskipun entah kapan lagi kita bertemu..
tapi lakukanlah demi peran kita sebagai sahabat..
dan berjanjilah padaku ketika kita bertemu
lagi nanti, jangan lari.
jangan menghindar dariku..
tapi lakukan itu setelah berpuluh puluh
tahun lamanya mata kita tidak saling bertemu dan menyapa.. saat kita sudah
bahagia dengan mereka yang kita cintai.. saat ingatan kita sudah memulih,
kemudian siap untuk saling berbalas tawa di hari hari indah itu..
saat senyuman itu hadir kembali dan kita
persembahkan spesial untuk mereka- insan insan pilihan yang kau cintai itu..
saat tanganmu kembali menepuk tanganku, tangan sahabatmu.
saat cucumu tertawa dengan bahagia dan terkadang air matanya jatuh.. karna cucuku yang nakal (hahaa)
saat candaan yang dulu kita miliki itu, kini memecah suasana di pertemuan kita yang mungkin lucu itu
saat kutatap wajahmu sudah terpoleskan banyak keriput, dengan kacamata tebalku aku mlihat kmbli.. tatapan yang dulu slalu kunantikn pertemuannya
kemudian mata kita bertemu, lalu teman hidupmu mmbalas senyumku, kita trtawa lepas, kmudian saling menertawakn satu sama lain.
mengingat ingat tentang dulu
mengingatnya, seakan memoriku ter- upgrade.
tapi dulu.. sebelum semua kebahagiaan ini
ada, ucapku.
lalu air mataku jatuh..
mereka jatuh..
jatuh.. karna semua kebahagiaan yang tak
pernah terbayangkan sebelumnya ini benar benar nyata, benar benar nampak
"realistis"
kemudian cucu cucu kita datang menghampiri kita, ada yang berlari dengna lari lari kecil, kemudian ada yang menangis dalam gendongan orang tuanya
ada juga yang saling menggenggam kepalan, kemudian mereka saling berucap janji, tidak akan melupakan hari yang nampak begitu cerah itu.. kemudian tersenyum satu sama lain
meskipun aku tau.. dan bahkan kaupun tau, akhirnya bisa jadi tidak seindah itu.. tapi lakukanlah apa yang kuminta tadi.. berperan sebagai sahabat yang bersedia melakukannya untukku
karna semuanya benar benar tidak mudah
bagiku.. bahkan hanya sekedar berdiri dihadapanmu.. karna ketika matamu mulai
terjangkau olehku kepalaku kembali memutar cita yang kita bangun dulu..
, namun kini smua tampak jelas setelah
hatiku memutuskan untuk beranjak
pergi
yaa.. lepas sudah semuanya.. terima kasih
nus.. atas semua perlakuan baikmu terhadapku..
terima kasih atas semua kepercayaanmu
padaku akan semua impian kita yang masih menggantung diatas sana..
jangan dulu, muncul dihadapanku, bila perlu kau tunjukkan padaku bahwa kau benar benar menunjukkan caramu menghindariku..
Alhamdulillah, akhirnya lepas..
Semua tumpahan tinta kecilku ini memang
berbicara luas saat kutumpahkan ke lembaran lembaran kertasku.
Terima kasih banyak GIORDINUS, aku akan merindukanmu.. merindukan cuplikan ketika tanganmu terangkat ke atas kemudian memberikan tanda bahwa kau baik baik saja, dan aku siap mendoakanmu dan mengisahkanmu pada keturunanku nanti, dan kapanpun kau membuthkanku, aku akan ada meskipun tak terlihat olehmu, aku akan sembunyi sembunyi meng- hijaukan -(menguatkan) kembali radarmu yang suatu saat akan melemah, dan kulakukan itu dari balik pandanganmu yang kala itu tidak dapat menjangkauku.
Allah.. lindungi dia.. jadikan dia teman hidup yang baik bagi teman hidupnya kelak. Allahumma Amin.
Dalam renungan yang hampir merubuhkanku, hari ke tujuh belas, bulan ke sebelas menuju Abad dua puluh satu, Your secret Admirer, and always been you in my stories.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar