Sabtu, 16 November 2013

Surat untukmu gio...


Aku gatau harus gimana lagi..
ternyata benar, selama mataku masih dapat menjangkaunya, aku tidak dapat menahan semua ini..
meradang.. yaa aku hanya serpihan kecil yang hadir dalam perjalanannya.

harusnya aku tahu!!! TAHU DIRI han! aku bukanlah lotus yang ia nantikan saat cerahnya dunia berganti senja yang sepi.. aku bisa merasakannya.. betapa hatiku ini ingin berlari.. menjauh..
dan saat jantungku mulai bergetar hebatnya, aku ingin segera mengangkat kakiku, melangkah dan beranjak pergi.. bersembunyi.

 aku tidak mau jadi yang nampak bodoh lagi nus..

kenapa??? sialku harus berkesempatan bertemu dengannya.. kemudian mengenalnya.. sampai sampai kepercayaanku mungkin sama kuatnya dengannya padamu..

aku ga tau nus, berapa banyak lagi perahu kertas yang akan bertumpahkan air mata ini..
nus.. kapan?? mataku ini berhenti berharap akan sosok yang benar benar peduli denganku.. bukan karna aku adalah bagian dari duniamu.. tapi karna kesetiaanku pada diriku sendiri.

nus, aku ingin sampaikan.. mungkin ini yang terakhir untuknya, setelah aku memutuskan untuk mengikat janji pada diriku sendiri untuk tidak berharapkan lebih dalam bait bait doaku nanti tentangnya


gio, tahukah kau..
menghentikan segala khayalan gila jika kau ada, sedang aku hanya bisa meradang saat ada disisimu, kemudian tdk brsyukur akan nasibku yang belum berubah


semua upayaku.. untuk jadi "tahu diri" tak selamanya berjalan mulus.. aku mohon.. pergilah.. pergi saja.. ketika langkahku terdengar olehmu

menjauhlah, atau mungkin menghilang, bersembunyi.. 
tolong.. lakukan sesuatu untukku.. agar aku lupa.. dan tetap kuat saat kita bertemu lagi nanti


meskipun entah kapan lagi kita bertemu.. tapi lakukanlah demi peran kita sebagai sahabat.. 
dan berjanjilah padaku ketika kita bertemu lagi nanti, jangan lari.

jangan menghindar dariku.. 
tapi lakukan itu setelah berpuluh puluh tahun lamanya mata kita tidak saling bertemu dan menyapa.. saat kita sudah bahagia dengan mereka yang kita cintai.. saat ingatan kita sudah memulih, kemudian siap untuk saling berbalas tawa di hari hari indah itu..

saat senyuman itu hadir kembali dan kita persembahkan spesial untuk mereka- insan insan pilihan yang kau cintai itu.. saat tanganmu kembali menepuk tanganku, tangan sahabatmu.

saat cucumu tertawa dengan bahagia dan terkadang air matanya jatuh.. karna cucuku yang nakal (hahaa)

saat candaan yang dulu kita miliki itu, kini memecah suasana di pertemuan kita yang mungkin lucu itu

saat kutatap wajahmu sudah terpoleskan banyak keriput, dengan kacamata tebalku aku mlihat kmbli.. tatapan yang dulu slalu kunantikn pertemuannya

kemudian mata kita bertemu, lalu teman hidupmu mmbalas senyumku, kita trtawa lepas, kmudian saling menertawakn satu sama lain. 
mengingat ingat tentang dulu

mengingatnya, seakan memoriku ter- upgrade.


lalu kalian tertawa, saat aku bilang aku pernah menyukaimu dulu.. 
tapi dulu.. sebelum semua kebahagiaan ini ada, ucapku. 
lalu air mataku jatuh..
mereka jatuh..

jatuh.. karna semua kebahagiaan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya ini benar benar nyata, benar benar nampak "realistis"

kemudian cucu cucu kita datang menghampiri kita, ada yang berlari dengna lari lari kecil, kemudian ada yang menangis dalam gendongan orang tuanya

ada juga yang saling menggenggam kepalan, kemudian mereka saling berucap janji, tidak akan melupakan hari yang nampak begitu cerah itu.. kemudian tersenyum satu sama lain

meskipun aku tau.. dan bahkan kaupun tau, akhirnya bisa jadi tidak seindah itu.. tapi lakukanlah apa yang kuminta tadi.. berperan sebagai sahabat yang bersedia melakukannya untukku
karna semuanya benar benar tidak mudah bagiku.. bahkan hanya sekedar berdiri dihadapanmu.. karna ketika matamu mulai terjangkau olehku kepalaku kembali memutar cita yang kita bangun dulu..
, namun kini smua tampak jelas setelah hatiku memutuskan untuk beranjak pergi

yaa.. lepas sudah semuanya.. terima kasih nus.. atas semua perlakuan baikmu terhadapku..
terima kasih atas semua kepercayaanmu padaku akan semua impian kita yang masih menggantung diatas sana..

jangan dulu, muncul dihadapanku, bila perlu kau tunjukkan padaku bahwa kau benar benar menunjukkan caramu menghindariku..


Alhamdulillah, akhirnya lepas..
Semua tumpahan tinta kecilku ini memang berbicara luas saat kutumpahkan ke lembaran lembaran kertasku.

Terima kasih banyak GIORDINUS, aku akan merindukanmu.. merindukan cuplikan ketika tanganmu terangkat ke atas kemudian memberikan tanda bahwa kau baik baik saja, dan aku siap mendoakanmu dan mengisahkanmu pada keturunanku nanti, dan kapanpun kau membuthkanku, aku akan ada meskipun tak terlihat olehmu, aku akan sembunyi sembunyi meng- hijaukan -(menguatkan) kembali radarmu yang suatu saat akan melemah, dan kulakukan itu dari balik pandanganmu yang kala itu tidak dapat menjangkauku.

Allah.. lindungi dia.. jadikan dia teman hidup yang baik bagi teman hidupnya kelak. Allahumma Amin.



Dalam renungan yang hampir merubuhkanku, hari ke tujuh belas, bulan ke sebelas menuju Abad dua puluh satu, Your secret Admirer, and always been you in my stories.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar